Rabu, 17 Agustus 2016

SURAT UNTUK DIRI



:surat terbuka untuk kelompok PPL KKN Terpadu SMPN 13 Malang

Selamat berwaktu untuk kita semua. Di perjalanan PPL KKN Terpadu kita yang hanya tinggal sekian minggu lagi, nilai apa sajakah yang sudah diperjuangkan teman-teman selama ini. Mari mulai intropeksi masing-masing diri. Selain nilai PPL atau pun KKN, adakah yang sudah memperjuangkan nilai kekeluargaan, kemanusiaan, atau pun nilai kemanfaatan sesama. Terima kasih untuk siapa saja yang telah memperjuangkan nilai-nilai tersebut. Dalam nilai kekeluargaan, mestinya tak usah ada yang namanya iri, tapi bagaimana pun kita manusia biasa bukan Muhammad Al Mustofa, Yesus Al Masih, Sidarta Gautama, Yasudev Kresna yang sudah suci dari sifat iri.
Aku melihat rasa iri pada keluarga kita; iri saat teman tidak bekerja, iri saat teman tidak ke sekolah, iri saat teman pulang terlebih dulu, dan iri-iri lainnya yang tak usah kusebutkan dan tentu tak usah kita permasalahkan. Aku tak bermaksud menyidir, menghina, atau pun memojokkan siapa-siapa karena aku sendiri juga masih belum suci dari iri. Maksudku menulis semua ini adalah mari bersama-sama menghilangkan atau setidaknya menyembunyikan rasa iri kita. Alangka baiknya, saat ada teman yang tidak masuk tanpa kabar, kita doakan ia tetap sehat tidak sakit atau pun kecelakaan. Saat ada teman yang tidak bekerja, kita ingatkan atau ajak dengan baik-baik. Bagiku, sejatinya batas manusia dengan lainnya itu hanya mengingatkan, kita tidak berhak menghakimi sesama. Tuhan memberi kebebasan, hanya manusia kemudian melakukan kesepakatan yang melahirkan batasan-batasan.
Maka, dengan tulisan ini, aku menolak usulan absensi untuk teman-teman yang berhalangan hadir seperti tadi meski tanpa kejelasan. Tidak usah kita memberi Alpa pada keluarga kita sendiri. Kita tak usah menghakimi anggota keluarga seperti itu, hanya akan melahirkan dengki dan barangkali dendam. Saling mengingatkan, musyawarah, dan pendekatan dari hati ke hati adalah sistem kekeluargaan. Jika kita memakai hak dan kewajiban, maka bukan lagi keluarga melainkan rekan kerja yang berpusat pada nilai profesionalitas. Dan kau tahu, itu sangat membosankan sebab kita sibuk saling menyalahkan dan menyembunyikan kesalahan.
Muhammad ibnu Abdillah alias nabi kita diutus sebagai penyempurna akhlak, lalu jika kita sibuk menyalahkan teman, adakah kita membantu misi penyempurnaan akhlak dan bakal mendapatkan syafaat? Jika kau jawab “iya”, barangkali shalatmu kurang satu rakaat. Dan jika kau mempermasalahkan tulisan ini, barangkali shalatmu kurang dua rakaat. Akhir kata, selamat menata niat. Niat ingsung PPL lan KKN kelawan bangun seduluran lillahi ta’ala (Saya berniat PPL dan KKN dengan membangun kekeluargaan karena Allah ta’ala).

Ttd
REKTOR PPL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar